Sabtu, 28 September 2013

Hasil kinerja ditengah kondisi makro ekonomi yang kondusif

PT Bank Central Asia Tbk Hasil Kinerja Periode Januari - Maret 2013 Mencapai Kinerja yang Solid di tengah Kondisi Makro Ekonomi yang Kondusif

Update: 29 April 2013
  • Portofolio kredit tumbuh menjadi Rp265,0 triliun (+ 26,7% YoY)
  • Dana rekening transaksi (CASA) naik menjadi Rp298,5 triliun (+ 15,9% YoY)
  • Laba bersih meningkat menjadi Rp2,9 triliun (+ 25,5% YoY)
Jakarta, 29 April 2013 – PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) hari ini mengumumkan hasil kinerja usaha yang memuaskan selama triwulan I 2013. Laba bersih triwulan I 2013 mencapai Rp2,9 triliun, meningkat 25,5% dari Rp2,3 triliun pada periode yang sama tahun 2012. Pendapatan operasional BCA (total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya) meningkat 23,0% menjadi Rp7,7 triliun pada triwulan I 2013, dari Rp6,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Semakin meningkatnya kontribusi portofolio kredit terhadap total aset produktif serta rendahnya tingkat biaya bunga (cost of funds) telah mendorong peningkatan marjin bunga bersih (NIM) sebesar 66 bps YoY menjadi 5,9%.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa, “BCA berhasil membukukan kinerja bisnis yang memuaskan didukung oleh pertumbuhan yang solid dalam aktivitas penyaluran kredit dengan kualitas aset yang tetap terjaga. Pada triwulan I 2013 permintaan kredit di seluruh segmen masih tetap tinggi dimana kami mampu memberikan solusi finansial sesuai dengan kebutuhan nasabah kami dan menjalankan peran penting dalam fungsi intermediasi keuangan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya kami untuk memperkuat bisnis perbankan transaksi dan meningkatkan fokus kepada bisnis perbankan konsumer maupun pendekatan hubungan dengan nasabah.”
Total portofolio kredit tercatat sebesar Rp265,0 triliun pada akhir Maret 2013, meningkat 26,7% dibandingkan Rp 209,2 triliun pada Maret 2012. Kredit Komersial dan UKM tumbuh 30,2% YoY menjadi Rp105,7 triliun pada Maret 2013. Kredit Konsumer, yang ditopang oleh kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), meningkat 34,4% YoY menjadi Rp71,7 triliun pada Maret 2013. KPR naik 43,1% YoY atau Rp13,2 triliun menjadi Rp43,7 triliun. KKB tumbuh 21,4% YoY menjadi Rp21,7 triliun pada Maret 2013 dari Rp17,9 triliun pada posisi tahun sebelumnya. Sementara itu, kredit Korporasi tumbuh 17,2% YoY menjadi Rp87,6 triliun pada akhir Maret 2013 didukung dengan permintaan yang tinggi pada segmen Transportasi & Logistik, Pembangkit Listrik serta Distributor, Retailer & Toserba.
Sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada pada level 71,1% pada Maret 2013, meningkat dari 61,6% pada Maret 2012. Rasio kredit bermasalah (NPL) per Maret 2013 tetap terjaga pada tingkat yang rendah sebesar 0,4% dengan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 398,9%.
Pertumbuhan dana rekening transaksi (dana giro dan tabungan atau CASA) berhasil mendorong peningkatan dana pihak ketiga. Dana CASA mencapai Rp298,5 triliun, meningkat 15,9% dari Maret 2012, yang mendukung pertumbuhan keseluruhan dana pihak ketiga sebesar 9,8% menjadi Rp367,9 triliun pada Maret 2013. Saldo CASA berkontribusi lebih dari 80% terhadap total dana pihak ketiga. Dana giro dan tabungan tumbuh menjadi Rp92,2 triliun dan Rp206,3 triliun, masing-masing meningkat 15,1% YoY dan 16,3% YoY. Dana deposito turun 10,7% YoY menjadi Rp69,4 triliun seiring dengan kebijakan penurunan suku bunga deposito di sepanjang tahun 2012.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan bahwa, “Ke depan, BCA akan tetap konsisten dalam menjalankan fungsi intermediasi keuangan melalui aktivitas penyaluran kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. BCA juga akan senantiasa mengembangkan bisnis penyedia layanan transaksi melalui perluasan jaringan serta penyediaan produk dan layanan yang berkualitas. Untuk lebih meningkatkan layanan kepada para nasabah, BCA melalui anak-anak perusahaannya dan perusahaan patungannya berupaya menyediakan solusi-solusi yang menyeluruh seperti pembiayaan mobil dan motor, asuransi, perbankan Syariah dan kebutuhan akan produk pasar modal.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar