Kinerja keuangan semester I 2013 PT
Bank Central Asia Tbk (BCA) mengesankan. Laba bersihnya menjadi Rp 6,3 triliun,
atau naik 19,3% dari Rp5,3 triliun pada periode yang sama tahun 2012.
Pendapatan operasional (total pendapatan bunga bersih dan pendapatan
operasional lainnya) meningkat 22,5% menjadi Rp15,7 triliun pada semester I
2013, dari Rp12,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya kontribusi kredit
terhadap total aset produktif dan telah stabilnya yield secondary reserves
berhasil mendorong peningkatan marjin bunga bersih (NIM) sebesar 61 bps YoY
menjadi 5,95%.
Presiden Direktur BCA, Jahja
Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa, “Pencapaian kinerja yang positif pada
semester I 2013 ditandai dengan tingginya permintaan kredit dan pertumbuhan
berkelanjutan dari aktivitas perbankan transaksi.”
Portofolio kredit BCA meningkat di
semua segmen terutama didukung oleh penyaluran kredit ke segmen konsumer,
komersial dan UKM. BCA senantiasa berupaya menyempurnakan platform perbankan
transaksi dengan melakukan investasi dan mengembangkan jaringan, fasilitas dan
sumber daya manusia secara konsisten.
Total portofolio kredit BCA tercatat
sebesar Rp280,4 triliun pada Juni 2013, meningkat 24,1% dibandingkan Rp226,0
triliun pada Juni 2012. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) BCA
meningkat menjadi 73,2% pada Juni 2013 dari 65,5% pada Juni 2012. Kredit
konsumer naik 30,7% YoY menjadi Rp78,4 triliun, yang ditopang oleh kinerja
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). KPR dan KKB
tumbuh masing-masing sebesar 32,8% YoY menjadi Rp48,5 triliun dan 29,6% YoY
menjadi Rp23,4 triliun. Kredit Komersial & UKM meningkat 24,6% YoY menjadi
Rp110,5 triliun sedangkan kredit Korporasi tercatat sebesar Rp91,5 trilun, naik
18,4% YoY.
BCA tetap menerapkan prinsip-prinsip
kehati-hatian dalam penyaluran kredit dimana hal tersebut memungkinkan BCA
membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas. Rasio kredit bermasalah (NPL)
secara gross tercatat pada level yang rendah sebesar 0,4% dan rasio cadangan
terhadap kredit bermasalah sebesar 384,5%.
Peningkatan dana rekening transaksi
berhasil mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga. Dana rekening transaksi (giro
dan tabungan atau CASA) naik 15,4% YoY mencapai Rp306,0 triliun, yang
selanjutnya mendukung pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 10,9% YoY menjadi Rp378,5
triliun pada Juni 2013. Saldo CASA berkontribusi lebih dari 80% terhadap total
dana pihak ketiga. Dana giro meningkat menjadi Rp97,1 triliun, naik 17,2% YoY
sedangkan tabungan tumbuh 14,6% YoY menjadi Rp208,9 triliun. Sementara itu,
dana deposito mengalami kenaikan menjadi Rp72,5 triliun pada Juni 2013 dari
posisi terendahnya yang sebesar Rp68,5 triliun pada April 2013 sejalan dengan
meningkatnya suku bunga deposito pada Mei 2013.
“Ke depan, kami tetap optimistis
terhadap soliditas fundamental perekonomian Indonesia dalam jangka panjang,”
Jahja menambahkan.
Sebagai respons terhadap melemahnya
Cina dan India yang merupakan bagian dari ketidakpastian ekonomi global yang
berkepanjangan, BCA mengambil langkah hati-hati dengan menjaga posisi
likuiditas yang solid dan mengelola pertumbuhan permintaan kredit. Suku bunga
acuan Bank Indonesia yang lebih tinggi merupakan langkah yang prudent untuk
mengelola tekanan inflasi dan volatilitas nilai tukar Rupiah.
Hingga akhir Juni 2013, BCA
memfasilitasi layanan transaksi perbankan kepada hampir 12 juta rekening
nasabah melalui 1.028 cabang, 12.429 ATM dan ratusan ribu EDC dengan dilengkapi
layanan internet banking dan mobile banking.(EVA)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar