Kamis, 12 Desember 2013

Empat area kinerja

Ke depan, sebuah organisasi memang harus lebih jeli dalam mengamati dan menganalisis SDM-nya. Sehingga dapat diketahui secara jelas siapa SDM yang benar-benar berkarya dengan baik, inovatif dalam dalam perusahaan, atau malah individu yang tidak banyak berkontribusi dalam organisasi.
Identifikasi yang tepat juga akan mengantarkan organisasi untuk meninjau masalah dari berbagai aspek dan membentuk dasar untuk menyusun pola pengembangan SDM lebih lanjut. Para ahli manajemen membagi tingkat kehidupan atau kinerja SDM yang dimiliki menjadi empat area yaitu area kinerja kosong, area kinerja rendah, area kinerja standar, dan area kinerja puncak. Dalam area kinerja kosong dan area kinerja rendah, individu di dalamnya tidak memiliki kemauan untuk melakukan sesuatu baik untuk diri sendiri maupun untuk organisasi atau perusahaan. Anggota dari area kinerja rendah memang sedikit lebih baik karena SDM-nya mau melakukan sesuatu tetapi lebih berfokus pada kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Tidak banyak yang dapat diharapkan dari anggota area ini. Strategi pengembangan haruslah lebih strategis dan terencana.
Pada area kinerja standar, individu di dalamnya memiliki reputasi yang lebih baik. Biasanya, anggotanya memiliki kontribusi positif bagi organisasi dan memiliki motivasi kerja yang baik. Hanya saja, motivasi mereka lebih banyak ditentukan oleh pengarus eksternal. Tugas perusahaan adalah meningkatkan kinerja kelompok yang sebenarnya masih mempunyai potensi buat dikembangkan.
Sedangkan dalam area kinerja puncak, individu atau kelompok secara konsisten memiliki kinerja prima, memiliki komitmen penuh bagi pencapaian tujuan organisasi dan merasa menjadi bagian dari organisasi. Pada umumnya anggota area ini termotivasi secara intrinsik dan merupakan pekerja self starter. Mereka umumnya menerima tanggung jawab total, menyukai kebebasan dalam melaksanakan kewajiban, dan menyukai adanya mentoring dan coaching dari atasan.
Tugas organisasi terutama pa­ra manajernya adalah mencoba mengelompokkan atau memetakan keempat area tersebut. Karena bila dikelompokkan dengan tepat tentu akan bermanfaat untuk menentukan spesifikasi dari pola pengembangan SDM.
Satu area tentu berbeda dengan area lainnya. Misalnya pada area kinerja puncak, memerlukan kekhususan dan teknik yang spesifik bila dibandingkan dengan pengelolaan di area lainnya. Selain itu, harus diperhatikan juga agar organisasi tidak hanya berfokus pada tujuan keseluruhan organisasi saja. Namun tetap harus diperhatikan kepentingan dan harapan setiap anggotanya, dan memahami perubahan karakter SDM sekarang dan proyeksi masa depan.
Dengan pemetaan SDM yang tepat, pada akhirnya diharapkan perusahaan juga dapat menumbuhkan self res­ponsibility tiap anggota organisasi. Sehingga, terbentuk kepemilikan tanggung jawab yang tumbuh dari dalam dan didukung oleh pola pemikiran yang efektif berdasar kompetensi, analisis dan kebijakan yang tepat.
Pada akhirnya, keberhasilan organisasi memang sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan, menganalisa dampaknya terhadap organisasi dan menyiapkan manajemen sumber daya yang tepat guna menghadapi kondisi tersebut.
Persaingan yang semakin tajam juga membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompentensi yang tepat agar mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction) tetapi juga berorientasi pada nilai (customer value). Sehingga organisasi tidak semata-mata mengejar pencapaian produktivitas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam proses pencapaiannya.
Perusahan dengan pola pemetaan SDM yang tepat pada akhirnya ingin mencapai hasil tersebut. Dengan pemetaan SDM pula, kinerja organisasi yang menjadi menjadi salah satu tolak ukurnya diharapkan dapat ditingkatkan. Selain itu, bagi para manajer, individu yang dilihat secara unik tadi dapat digunakan untuk memetakan pola perusahaan kedepan dari sisi SDM. Misalnya, siapa yang seharusnya dipromosikan dalam 1-2 tahun ke depan atau siapa individu yang masih bisa dikembangkan.
Keberhasilan perusahaan pada akhirnya memang tercermin dari peningkatan kualitas SDM saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan. Hanya perusahaan yang mampu mengembangkan individu yang ada di dalamnya, yang pada akhirnya akan mampu berdiri tegak kemudian berani menghadapi persaingan dengan kepercayaan diri dan memaksimalkan kemampuan diri. Pengembangan SDM yang tepat dan pemetaan SDM yang terorganisir baik, akan menjadi jalan ke kemapanan organisasi. Sudah siap?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar