Kamis, 31 Oktober 2013

DAMPAK KRISIS BAGI BANK CENTRAL ASIA (BCA)

            Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
            Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.
            Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. penawaran saham perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
            Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

Rabu, 30 Oktober 2013

sistem recruitment dan learning portal bank BCA

Recruitment:
a) BCA tidak menggunakan fungsi periklanan untuk lowongan.
b) Sistem belum menggunakan fungsi penyimpanan hasil setiap seleksi yang dilakukan terhadap pelamar.
c) Dokumen standar belum dapat dihasilkan karena belum ada format /template surat yang seragam. Saat ini pengiriman surat kepada pelamar melalui e-mail internal, sehingga datanya terpisah dengan database SAP.
d) BCA belum menerapkan online recruitment
e) BCA belum menggunakan applicant search
f) BCA belum menggunakan fungsi untuk memberikan laporan dan informasi statistic mengenai pelamar.
g) Belum tersedia program antarmuka yang dapat mendukung pengajuan lamaran langsung ke dalam sistem.
 
-Learning Portal
a) Sistem melakukan proses registrasi melalui myBCA
b) Sistem melakukan booking dan cancel kepesertaan melalui back end SAP.

Selasa, 29 Oktober 2013

Penerapan SAP HR di bank BCA

1. Hasil evaluasi implementasi modul SAP Human Resources pada DPP di
PT. Bank Central Asia menunjukan bahwa penggunaan fungsi SAP dalam
mendukung proses bisnis yang sudah berjalan dalam DPP masih belum
dimaksimalkan sehingga belum memenuhi kebutuhan. Hal ini disebabkan
karena waktu implementasi yang singkat dan keterbatasan sumber daya
yang diperlukan untuk melakukan pengembangan yang dapat membantu
proses bisnis yang sedang berjalan di BCA.
2. Berdasarkan hasil analisis Fit/ Gap ditemukan pada modul Training and
Event Management dengan hasil 7 fit, 3 gap, dan 1 partial, pada modul Recruitment
dengan hasil 7 gap dan 5 fit, pada modul Learning Portal dengan hasil 6 fit, 1 gap dan 1 partial.
Gap yang ditemukan antara lain
- Training and Event Managament:
a) Pembayaran instruktur eksternal dan peserta PPA dilakukan melalui aplikasi e-payment.
b) Evaluasi akhir training dilakukan secara manual. 
c) Pembebanan biaya pelatihan karyawan dibebankan pada DPP secara manual.
d) Booking peralatan dilakukan secara manual.

Senin, 28 Oktober 2013

Proses Berbasis Teknologi untuk menunjang kinerja perusahaan



  BCA mengandalkan salah satu platform teknologi perbankan terdepan di industri perbankan, yaitu Integrated Banking System, yang bersama dengan sejumlah sistem aplikasi berorientasi tugas operasional lainnya secara terpadu membentuk  platform layanan untuk melakukan lebih dari 2 juta transaksi per hari  sepanjang tahun. Di BCA, Divisi TI bertanggung jawab mengembangkan, mengelola dan memelihara proses teknologi informasi melalui berbagai sistem aplikasi perbankan, sistem jaringan data yang menghubungkan semua kantor cabang dan terminal ATM, dan  Disaster Recovery Center (DRC), kesemuanya dipantau dan dikendalikan secara berkesinambungan dari  IT Management Center di Kantor Pusat. Sejak tahun 2002, BCA memindahkan fasilitas DRC ke Singapura sebagai upaya menjamin ke berlangsungan operasional bila terjadi krisis. Keberadaan sebuah sistem cadangan penuh ( Redundant back-up) yang secara geografis terpisah dari sistem utama merupakan hal penting dalam mengamankan jutaan transaksi BCA setiap harinya. Dengan dukungan infrastruktur teknologi yang mapan, Singapura merupakan lokasi ideal untuk DRC BCA. Dalam rangka menjamin keandalan sistem  back-up data,pada November 2003, BCA mempercayakan IBM Singapura untuk mengoperasikan DRC dengan kontrak operasional penuh. Di tahun 2003, BCA juga mengambil langkah-langkah penting lainnya di bidang teknologi informasi dengan tujuan meningkatkan cakupan dan keandalan sistem layanan Bank.
Peluncuran  Internet Banking bagi usaha kecil dan menengah (UKM) pada Februari 2003. Bersamaan dengan peluncuran tersebut, pada jaringan elektronik internet banking bisnis tersedia layanan yang secara khusus ditujukan kepada kalangan UKM. Selama periode tahun 2003, berbagai fitur-fitur yang ada, seperti transfer pembayaran dan pengiriman uang serta pengecekan saldo dan transaksi dikembangkan terus menerus. Beberapa fitur tambahan yang sedang dikembangkan seperti system penggajian, pengiriman valuta asing, dan fasilitas debit-credit otomatis antar rekening yang diharapkan siap digunakan di tahun 2004. Untuk mendukung proses kredit, pada bulan Januari 2003 disediakan Sistem Pembukaan Kredit. Sebagai bagian dari upaya BCA untuk pembakuan proses dan persetujuan kredit, Divisi TI mengembangkan sistem penilaian kredit komprehensif yang berfungsi sebagai basis manajemen risiko kredit serta proses administrasi kredit. Sistem tersebut melakukan secara otomatis pencatatan, evaluasi, persetujuan dan penyaluran kredit, sehingga keseluruhan proses kredit dapat dihitung dan dijalankan secara cepat dan akurat. Sejak diluncurkan, sistem tersebut telah diterapkan untuk aplikasi kartu kredit dan kredit konsumer, dan akan diperluas dalam proses kredit komersial dan korporasi.

Program SAP Human Resources sepenuhnya on-line di tahun 2003. Sejak Agustus 2003, BCA mengembangkan implementasi aplikasi modul SAP HR di semua kantor cabang melalui jaringan komunikasi intranet. Sistem ini sangat menunjang kelancaran dan efektivitas manajemen dan administrasi SDM. Dengan Sistem Swalayan Karyawan, para karyawan dapat memperbarui (up-date) data pribadi, menangani permasalahan administratif termasuk permohonan cuti dan lembur,pembayaran kesehatan dan biaya perjalanan serta pelaporan yang terkait dengan personalia lainnya.


Minggu, 27 Oktober 2013

sistem dan Prosedur Operasional yang Andal



Sistem dan Platform operasional BCA telah disempurnakan dengan mengacu pada pedoman tata kelola perusahaan sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam bab “Tata Kelola Perusahaan” dalam Laporan Tahunan ini pada halaman 14. Pedoman tersebut memberikan rincian langkah-langkah lengkap sebagai sarana navigasi Bank dalam mewujudkan visi dan misinya. Visi, misi dan kebijakan Bank dinyatakan secara jelas dalam pedoman tersebut dan dikomunikasikan secara luas ke semua personil. Secara operasional hal tersebut juga dijabarkan lebih lanjut sebagai arah, tujuan dan strategi usaha BCA, yang dikomunikasikan ke semua jajaran. Dengan rincian langkah-langkah yang komprehensif tersebut, personil BCA memahami benar apa yang diharapkan dari setiap karyawan. Misalnya, berkenaan dengan kebijakan BCA dalam mencapai visi dan misi, para karyawan diingatkan bahwa pertumbuhan Bank didasarkan pada prinsip kehati-hatian; bahwa semua kegiatan Bank harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terutama peraturan Bank Indonesia yang dijalankan secara efisien; bahwa BCA mengandalkan penggunaan teknologi mutakhir secara optimal; dan bahwa pengelolaan sumber daya manusia didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi dan kesetaraan peluang, apresiasi terhadap perilaku profesional yang memiliki motivasi tinggi serta berdedikasi tinggi dalam upaya mencapai keunggulan dalam pelayanan, baik internal maupun eksternal.
Sarana navigasi tersebut berlanjut dengan perumusan langkah strategis dan rencana bisnis BCA, dari tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang hingga ke tiap-tiap unit bisnis. Pada akhirnya, rincian langkah-langkah tersebut mencakup kebijakan dan arahan di tingkat operasional, Prosedur Operasi Standar bagi karyawan BCA mencakup berbagai macam aktivitas, dari penilaian kredit hingga pengelolaan risiko, pemasaran, pelayanan nasabah, sistem informasi manajemen dan audit internal maupun berbagai aktivitas perbankan lainnya. Semua ini mengarah kepada kelengkapan sistem dan prosedur operasional yang tertata baik di BCA, yang dirancang untuk memenuhi standar praktek perbankan internasional terbaik, dengan penerapan penuh sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko yang memadai demi menjamin kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan selain kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur kerja internal.

Sabtu, 26 Oktober 2013

SDM yang Responsif dan Bermotivasi Tinggi

Dengan rincian arah, langkah maupun strategi pengembangan usaha yang jelas dan komprehensif, para karyawan BCA memiliki moril dan motivasi kerja yang tinggi. Satu indikasi kuat adalah pencapaian kinerja yang menggembirakan dari sebagian besar unit bisnis BCA di tahun 2003, dibandingkan dengan sasaran triwulanan maupun kinerja serupa di tahun 2002. Produktivitas per karyawan meningkat di tahun 2003 dibanding setahun sebelumnya, bila membandingkan rasio personil terhadap total aktiva di dua periode tersebut. Per akhir 2003, total aktiva BCA mencapai kurang lebih Rp133 triliun dengan 21.358 karyawan dibanding total aktiva sebesar Rp117 triliun dengan 21.599 karyawan di tahun 2002. Adapun indikasi peningkatan moril kerja tercermin dari rendahnya tingkat pergantian personil, yaitu kurang dari 1,0% sepanjang tahun 2003 sebagai salah satu yang terendah di sector perbankan. BCA memberikan prioritas tinggi pada pelatihan dan pengembangan karyawan. Sebanyak 1.263 kali pelatihan dan kursus pengembangan dilakukan sepanjang tahun 2003, termasuk pelatihan kepemimpinan, pemasaran dan kredit, serta pengendalian manajemen dan operasional. Berbagai Program pelatihan kepemimpinan dirancang untuk posisi Manajer Cabang dan Kepala Unit, yang mencakup topik seperti “Ketrampilan Inti untuk Membangun Komitmen”, “Pendelegasian untuk Pertumbuhan Produktivitas”, “Menjadi Pemimpin adalah Peran Setiap Orang”, dan “Membina Pengembangan Orang Lain”. Di bidang kredit dan marketing, para eksekutif lapangan menerima pelatihan “Ketrampilan Menjual Bagi Bankir”, “Strategi Mencari Nasabah”, “Manajemen Penjualan
bagi Bankir” dan “Layanan yang Menjual”.Pada tahun 2003, dengan bantuan sebuah institusi pembelajaran  internasional dan salah satu bank komersial terbesar di dunia yang memiliki reputasi di bidang manajemen risiko, BCA mengembangkan berbagai program pelatihan kunci yang terkait dengan peningkatan manajemen risiko kredit. Salah satu program tersebut melibatkan 15 credit officer BCA terpilih untuk mengikuti pelatihan langsung di tempat kerja selama delapan bulan yang meliputi semua segmen pasar, untuk meningkatkan kemampuan penilaian dan pemantauan risiko kredit

BCA juga melakukan perbaikan sistem kompensasi kerja sebagai bagian dari strategi BCA untuk menarik dan  mempertahankan profesional perbankan terbaik di bidangnya. Survei gaji dan tunjangan yang dilakukan BCA di tahun 2003 menunjukkan bahwa tingkat penggajian karyawan Perseroan berada di kisaran skala gaji bank-bank terkemuka di Indonesia. Remunerasi kompetitif dan lingkungan kerja yang menantang selanjutnya menciptakan hubungan yang lebih selaras antara Bank dengan pekerja. Serikat pekerja BCA menjadi bagian dari  Stakeholder inti, yang menyadari visi dan misi Bank, dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran bisnis bersama. Hal ini mendorong pembaruan Perjanjian Kerja Bersama yang ditandatangani pada bulan November 2003, berlaku hingga November 2005.

Jumat, 25 Oktober 2013

sistem dan Prosedur Operasional yang Andal



Sistem dan Platform operasional BCA telah disempurnakan dengan mengacu pada pedoman tata
kelola perusahaan sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam bab “Tata Kelola Perusahaan” dalam
Laporan Tahunan ini pada halaman 14. Pedoman tersebut memberikan rincian langkah-langkah lengkap
sebagai sarana navigasi Bank dalam mewujudkan visi dan misinya. Visi, misi dan kebijakan Bank dinyatakan secara jelas dalam pedoman tersebut dan dikomunikasikan secara luas ke semua personil. Secara
operasional hal tersebut juga dijabarkan lebih lanjut sebagai arah, tujuan dan strategi usaha BCA,
yang dikomunikasikan ke semua jajaran.
Dengan rincian langkah-langkah yang komprehensif tersebut, personil BCA memahami benar apa yang diharapkan dari setiap karyawan. Misalnya, berkenaan dengan kebijakan BCA dalam mencapai visi dan misi, para karyawan diingatkan bahwa pertumbuhan Bank didasarkan pada prinsip kehati-
hatian; bahwa semua kegiatan Bank harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terutama
peraturan Bank Indonesia yang dijalankan secara efisien; bahwa BCA mengandalkan penggunaan
teknologi mutakhir secara optimal; dan bahwa pengelolaan sumber daya manusia didasarkan pada
prinsip-prinsip transparansi dan kesetaraan peluang, apresiasi terhadap perilaku profesional yang
memiliki motivasi tinggi serta berdedikasi tinggi dalam upaya mencapai keunggulan dalam pelayanan,
baik internal maupun eksternal.
Sarana navigasi tersebut berlanjut dengan perumusan langkah strategis dan rencana bisnis BCA, dari
tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang hingga ke tiap-tiap unit bisnis. Pada akhirnya,
rincian langkah-langkah tersebut mencakup kebijakan dan arahan di tingkat operasional, Prosedur
Operasi Standar bagi karyawan BCA mencakup berbagai macam aktivitas, dari penilaian kredit
hingga pengelolaan risiko, pemasaran, pelayanan nasabah, sistem informasi manajemen dan audit
internal maupun berbagai aktivitas perbankan lainnya.
Semua ini mengarah kepada kelengkapan sistem dan prosedur operasional yang tertata baik di
BCA, yang dirancang untuk memenuhi standar praktek perbankan internasional terbaik, dengan
penerapan penuh sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko yang memadai demi menjamin
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan selain kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur kerja internal.