Tahun ini hampir semua sektor industri mengalami war for talent. Lianawaty Suwono juga membenarkan hal itu. “Tahun ini talent war sangat
agresif di industri perbankan,” ucap Kepala Divisi Sumber Daya Manusia
PT Bank Central Asia Tbk. Menurutnya, pada 2007-2008 perang talenta juga
sempat sengit karena banyak investor yang mengambil alih bank-bank
lokal. Tahun 2009-2010 kondisi kembali mereda atau cooling down.
Biasanya perang talenta di BCA, lanjut Lianawaty, lebih dominan terjadi di level yang terkait kredit dan core banking , seperti funding, marketing, dan treasury. Tapi kalau dilihat data, hampir semua fungsi terjadi keluar masuk karyawan.
“Kalau dulu, kami memang sedikit kebakaran jenggot. Sebab, kami sangat memanfaatkan internal growth.
Asal tahu saja, justru karyawan BCA lah yang banyak dibajak oleh
perusahaan lain ketimbang kami yang membajak. Tapi, kami tidak pernah
berhenti melakukan create talent,” jelasnya.
So al loyal
atau tidaknya karyawan, lanjut Lianawaty, kembali ke masing-masing
individu. Yang jelas, sejak tahun 1990-an BCA telah menyelenggarakan BCA
Development Program (BDP). Tujuannya, untuk membentuk talenta-talenta
unggul, berkualitas, dan menanamkan semangat kebersamaan dalam
lingkungan perusahaan. Program ini sama persis dengan managemen trainee.
BDP diwajibkan bagi semua level, baik entry level atau eksekutif.
Bagaimana hasilnya? “Total turn over
kami secara general berkisar 2-3% setiap tahun. Begitupun tahun ini
akan berkisar di angka yang sama,” cetusnya. Dia mengklaim, banyak
karyawan yang cukup nyaman di BCA. Ini sebuah prestasi dan dampaknya
besar dari program BDP, sebab perusahaan lain rata-rata tingkat turn over-nya lebih dari 5%. Untuk fungsi marketing dan funding turn over-nya
sekitar 5%. Ini juga masih berada dalam batas wajar kalau dilihat
berdasarkan segmen. “Kami berusaha semaksimal mungkin memberdayagunakan
program BDP dan internal lainnya untuk menekan turn over tiap
tahun. Seperti yang diamanatkan Bank Indonesia, kami juga menjalankan 5%
dari biaya tenaga kerja harus digunakan untuk pengembangan karyawan
(training). Dan itu sudah kami lakukan secara berkesinambungan,”
jelasnya lagi.
Meskipun
begitu, BCA tidak sepenuhnya mengiming-imingi kenaikan gaji berlipat
untuk karyawan yang turn over-nya tinggi. Kalau toh memang pada posisi
strategis dan individu-individu tersebut memiliki kemampuan yang sangat
baik, bisa saja BCA memberikan reward yang memuaskan.
Bagaiman jika
di BCA terjadi banyak kekosongan posisi? Lebih banyak mencari dari luar
atau internal? “Kebanyakan internal,” dia menegaskan. Dari program BDP
itu lahir karyawan-karyawan yang bukan hanya cakap di bidang pekerjaan
mereka saja, tapi soft skill dibentuk. “Kami ini (BCA-red)
sekarang seperti bank besar dari Amerika, yaitu menjadi pusat
pembelajaran dan pengembangan ilmu dan kemampuan. Jadi, ketika ada
posisi yang kosong kami langsung cari dari internal. Jarang mencari
orang dari luar. Output (orang yang dulunya bekerja di BCA lalu keluar)
kami juga cukup baik. Banyak “lulusan” BCA yang bekerja dan menjabat di
bank-bank lain atau lintas industri,” dia menguraikan.
Lalu, berapa persen kenaikan gaji di BCA tahun ini bila dibandingkan tahun lalu? “Secara budget
kenaikan masih berkisar 9.5% (semua level),” imbuhnya. Kenaikan gaji
BCA dilihat dari tiga faktor. Pertama, inflasi atau pertumbuhan makro
ekonomi Indonesia. Kedua, melihat pasar yang disesuaikan dengan fungsi
tanggung jawab kerja. Ketiga, melihat kemampuan perusahaan.
Lianawaty mengaku, soal gaji, pihaknya cukup kompetitif dibandingkan yang lain. “Jika ditanya di level apa, kami berada di level upper. Kami berikan sesuai dengan tiga faktor di atas tadi,” tukasnya tandas.
Apakah posisi
manajer-eksekutif BCA gajinya mengalami lonjakan besar? Ternyata sama
saja dengan posisi lain. Gaji di level manajer atau posisi strategis
lainnya disesuaikan dengan ketiga faktor tersebut. Berapa persen
kenaikan gaji di tahun ini? Intinya secara general kenaikan sekitar
9,5%. “Kami tidak mengkotak-kotakan bagian atau divisi tertentu
kenaikannya khusus. Kami himpun secara general,” Lianawaty meyakinkan.
Bagaimana
dengan kenaikan gaji di entry level? Seperti bank lain. Posisi entry
level juga mengikuti kondisi pasar. Entry level di BCA dibagi dua. Non
program dan program (BDP/MT). Saat ini gaji di entry level sekitar Rp
4-5 juta. Bagaimana kita men-define kenaikan gaji, kita selalu compare dengan kondisi pasar.
Untuk
memberdayakan entry level atau posisi lain, BCA menyediakan jenjang
karier yang luas. Bagi siapa yang berprestasi maka jabatan yang lebih
tinggi terbuka lebar. Selain BDP, BCA juga memberlakukan carrier development plan. Ini lebih mengarah suatu jabatan bisa pindah ke jabatan tertentu. Juga, desain individual. Yakni proses identifikasi karyawan potensial.
“Kami mencoba memberdayakan semaksimal mungkin karyawan-karyawan BCA, termasuk entry level. We try put the right man in the right place agar
semua berjalan sesuai dengan sistem yang telah dibuat,” jelas
Lianawaty. BCA juga aktif mencari bibit-bibit unggul di
universitas-universitas. Bagi mahasiswa yang berprestasi, akan ditarik
untuk bekerja di perusahaan dan dididik terlebih dahulu selama setahun.
Kalau mereka lulus, mereka akan menempati level supervisor. Orang-orang
ini yang akan me-replace posisi yang kosong.
Hingga kini BCA
telah mempekerjakan sekitar 19.300 karyawan. Tahun ini jumlah itu
mengalami penyusutan dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 19.600.
Alasannya untuk pengoptimalisasian. BCA juga bekerja sama dengan pihak
ketiga (outsourcing). Karyawan outsourcing pun diberi kesempatan untuk
bisa menjadi karyawan BCA. (EVA)
Sumber : http://swa.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar